Keberadaan THR-TRS Menjadi Tonggak Dunia Kesenian Surabaya
SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A.H Thony, optimistis bahwa revitalisasi kawasan eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS) dapat mengoptimalkan pergerakan dunia kesenian di Surabaya. Menurutnya, menghidupkan kembali kawasan ini akan memberikan dorongan besar bagi seni dan budaya setempat yang telah meredup setelah penutupan THR-TRS.
Baca Juga: Videonya Viral! Inilah Sosok Juliana Eva Wati, Anggota DPRD Surabaya yang Diduga Disantet
"Jika kawasan ini diubah menjadi taman bermain, itu hanya akan menduplikasi yang sudah ada. Padahal, seni dan budaya di Surabaya perlu diberi ruang setelah penutupan THR-TRS," ujar Thony dikutip dari RRI, Rabu (05/06/2024).
Thony menjelaskan bahwa kawasan tersebut memiliki sejarah panjang sebagai tempat beragam pentas kesenian, mulai dari tingkat sekolah hingga profesional. Di sana juga terdapat Gedung Srimulat, yang menjadi saksi bisu perkembangan seni pertunjukan di Surabaya.
"Revitalisasi THR-TRS sebagai pusat kajian dan pengembangan budaya Surabaya sangat penting," tegasnya.
Baca Juga: Anggota DPRD Kota Surabaya Periode 2024-2029 Resmi Dilantik, Wali Kota Eri Cahyadi Ajak Bersinergi
Dengan revitalisasi ini, Thony meyakini Surabaya akan memiliki keunggulan berupa kreativitas dalam pelaksanaan pertunjukan seni serta regenerasi tokoh-tokoh kesenian. Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun lokasi konser di lahan eks THR-TRS, yang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat melalui penciptaan lapangan pekerjaan.
"Fasilitas ini memiliki potensi besar, mulai dari pelaksanaan pentas hingga pengembangan bakat. Masyarakat juga bisa mencari penghasilan dari kegiatan ini," tambahnya.
Thony juga memandang bahwa konsep revitalisasi THR-TRS sebagai ruang publik multifungsi yang dirancang oleh Pemkot Surabaya memiliki daya tarik kuat bagi investor.
Baca Juga: DPRD Surabaya Sahkan 3 Raperda Jadi Perda, Apa Saja?
"Ini bukan hanya area publik, tetapi juga area bisnis. Di sana ada kolam renang yang bisa menjadi wahana wisata," kata dia.
Ia berharap Pemkot Surabaya tidak sepenuhnya menyerahkan pengelolaan THR-TRS kepada unit pelayanan teknis daerah (UPTD), tetapi memberikan ruang inovasi bagi investor yang berminat menanamkan modalnya. "UPTD sebaiknya berperan sebagai fasilitator. Untuk urusan olahraga renang maupun konser, sudah ada ahlinya masing-masing," katanya mengakhiri. (*)
Editor : Redaksi