BACASAJA.ID - Asia Young Designer Award (AYDA) 2020/21 yang digelar secara daring ini menjadi kompetisi desain bergengsi tingkat Asia.
Mengangkat tema Human-Centred Design, AYDA kali ini berhasil memilih Marietta Stefani. Peserta asal UK Petra, prodi Arsitektur angkatan 2016 tersebut meraih Gold Winner dan mewakili Indonesia di tingkat Asia kategori Arsitektur.
Baca Juga: Songsong Indonesia Emas 2045, Maruarar Sirait Ajak Mahasiswa Siapkan Mental Jadi Pemimpin Masa Depan
Ide rancangannya berawal saat Marietta mengunjungi galeri seni dan terdapat aturan tertulis “dilarang menyentuh”. Lalu muncullah pemikiran dalam benaknya.
"Bagaimana jika kita tidak dapat melihat? Bagaimana dengan tuna netra? Mereka kan hanya bisa merasakan sesuatu dengan cara menyentuh," ungkap Marietta, pada Kamis (18/2/2021).
Dari sinilah kemudian gadis yang kini kerja di biro Arsitek itu membuat karya bertajuk Non-Visual Art Gallery. Sebuah galeri seni yang memberikan kesempatan baru khususnya bagi tunanetra untuk dapat menikmati karya seni menggunakan pengalaman multisensori, yaitu telinga, hidung, dan perabaan. Agar memungkinkan adanya pengalaman yang setara antara tunanetra dan awas (normal).
Dalam desain rancangan ini akan memberikan pengalaman baru yang berbeda dengan galeri pada umumnya. Di sini galeri didesain menggunakan bidang-bidang yang disusun ber layer menyerupai labirin sebagai pengarah bagi tunanetra.
Baca Juga: Dua Prodi UK Petra Raih Hibah Inovasi Modul Digital 2021 Rp 99 Juta
Meredupkan elemen arsitektur yang memanjakan mata, untuk memperkuat stimuli indera lainnya. Diharapkan desain ini dapat memicu para seniman untuk menciptakan karya seni yang inklusif. Sehingga karya seni yang ada dibangunan ini dapat memberikan pengalaman multisensori.
“Misalnya ada lukisan atau patung menggambarkan hutan. Lukisan bisa dibuat timbul dan ditambah bau-bauan hutan agar semakin memperjelas lukisan itu. Sehingga lukisan ini menjelaskan tekstur, bau-bauan bahkan bunyi-bunyian," paparnya.
Untuk mendukung konsep non-visual, bangunan sengaja tidak menggunakan lampu untuk menerangi karya seni. Namun memaksimalkan pencahayaan alami undirect sunlight melalui skylight dan dinding yang disusun ber-layer yang sekaligus membantu tunanetra dalam berorientasi.
Baca Juga: Kolobarasi BEM UK Petra dan Ubaya Hasilkan Modul Pembelajaran Siswa SD
Marietta melakukan pendekatan pendekatan perilaku senses as perceptual system dimana indera manusia memberikan peran penting dalam membentuk persepsi ruang dan pendalaman karakter pada ruang-ruangnya.
Atas prestasinya itu, Marietta berhak atas piala Gold, uang tunai Rp 20 juta serta ditambah kesempatan magang di perusahaan salah satu juri.
Selanjutnya, ia akan mewakili Indonesia di tingkat Asia untuk kategori Arsitektur. Marietta akan bertanding dengan 15 negara di Asia, yaitu Bangladesh, Cina, Filipina, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Malaysia, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. (byta)
Editor : Redaksi