BACASAJA.ID - Masa pandemi seperti sekarang aktifitas belajar lebih banyak menggunakan gadget atau smartphone. Sering kali selesai belajar, pelajar atau anak-anak terlihat lebih intens memegang hape atau gadget untuk digunakan bermain game online.
Apalagi bermain game online yang tidak terkontrol secara tidak langsung hal itu bisa memicu efek kecanduan serta efek lainnya pada anak, seperti kurang tidur, imsonia hingga lupa waktu dan efek lainnya.
Baca Juga: Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Gresik Akhirnya Punya Mesin RDF Pengolah Sampah
Karena itu, kontrol sebagai orang tua kepada anak-anaknya harus lebih preventif agar anak-anak tidak sampai kecanduan game online yang sangat banyak di aplikasi smartphone.
Terkait hal ini, salah satu warga yang juga ketua Komunitas Peduli Lingkungan (KOPEL) Gresik, Rakhman Khariry mengaku resah dengan banyaknya anak-anak atau remaja yang bermain aplikasi game online baik di rumah atau di warkop-warkop yang tersebar di kota Gresik dengan fasilitas WiFi.
Apalagi jika berlebihan bermain game online bisa memicu efek kecanduan. Untuk itu jika pihak Dinsos Gresik memiliki program tentang penanganan dari efek kecanduan game online segera di sosialisasikan kemasyarakat.
"Waktu mereka (anak-anak) lebih banyak bermain gadget untuk game online daripada belajar. Jika ada program dari Dinkes tentang penanganan dari kecanduan game online segera disosialisasikan agar masyarakat atau orang tua tahu," ungkap Rakhman, Jumat (19/2/2021).
Baca Juga: Satlantas Polres Gresik Siap Kawal Warga Yang Berangkat Menuju Satu Abad NU.
Terkait kecanduan game online tersebut hingga hari ini, Jumat (19/2/2021) belum ada laporan yang masuk ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Gresik tentang adanya anak yang direhabilitasi karena kecanduan game online.
Hal itu jelaskan Kepala Dinsos Gresik, Sentot Supriyohadi yang mengatakan pihaknya belum menerima laporan yang masuk ke Dinsos tentang adanya pelajar atau anak-anak yang direhabilitasi akibat kecanduan game online.
Sentot melanjutkan ditempat rehabilitasi milik Dinsos yang ada di Desa Cerme saat ini hanya ada para gelandangan, anak jalanan dan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Kejiwaan) yang ditampung atau dirawat.
Baca Juga: Gempur Rokok Ilegal, Bupati Gresik : Hanya Merugikan Negara dan Masyarakat
"Di sini (rehabilitasi Dinsos) tidak ada anak-anak yang direhabilitasi oleh kecanduan game online, belum ada laporan akan itu. Di tempat rehabilitasi milik kami hanya ada gelandangan, anak jalanan dan ODGJ saja saat ini," ujar Sentot.
Di lain sisi, Sentot menyebut semuanya itu balik lagi ke orang tua anak-anak atau pelajar untuk mengawasi atau melakukan kontrol kepada putra-putrinya dalam hal menggunakan smartphone. Sekaligus memeberi arahan tentang bahaya jika kecanduan game online.
"Saya berharap para orang tua lebih selektif dan juga mengawasi putra-putrinya. Dan tidak gampang memberi smartphone. Juga yang paling penting memberi arahan bahayanya jika kecanduan game online," katanya. (TBK/rg4)
Editor : Redaksi