BACASAJA.ID -Ada yang masih ingat lima obat kombinasi Covid-19 besutan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya? Rektor Unair Prof. Moh. Nasih mengungkapkan perkembangannya.
Menurut dia, obat kombinasi hasil penelitian itu tetap digunakan hingga saat ini. Prof. Nasih juga mengakatan, jika RS Unair dan RS di bawah naungan TNI AD masih menggunakan obat itu. Namun, obat itu tidak diedarkan secara massal. Sebab, hanya kalangan tertentu saja yang bisa memakainya.
Baca Juga: Vitamin D mampu Tangkal Covid-19! Ini Daftar Buah-buahan sebagai Vaksinasi Alami
Tidak hanya itu, untuk menggunaka obat itu, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni hanya pasien yang mendapat rekomendasi dari dokter tertentu yang bisa menggunakannya. Nantinya, apabila terjadi sesuatu, maka yang memberikan rekomendasi itulah yang akan bertanggung jawab.
"Tapi kan obat kombinasi ini gabungan obat yang sudah diizinkan BPOM. Nah nanti dokter yang menyarankan cocok atau tidak," ujar Prof. Nasih, Jumat (23/4/2021).
Baca Juga: Isolasi Mandiri Dirumah, Pakar Unair "Utamakan Pemenuhan Gizi"
Di sisi lain, Prof. Nasih juga mengungkapkan, bila obat kombinasi Unair sempat dinyatakan belum sempurna. Hal ini dikarenakan BPOM menganggap uji klinis tersebut belum tuntas. Sehingga diperlukan tambah sampel lagi.
Menurutnya, penelitian itu membutuhkan dana yang cukup besar, jika dilanjutkan uji klinisnya. Sedangkan pihak sponsor tidak mau melanjutkan. "Maka kita serahkan (laporan penelitian) kepada pemberi pekerjaan dalam hal ini BIN dan TNI AD," ungkapnya.
Baca Juga: Apa Kabar Obat Covid-19 yang Diteliti Unair & BIN? Ini Kata Prof Nasih
Sebelumnya, lima obat kombinasi itu telah diteliti dan diajukan Unair, dengan tiga kombinasi obat yang ditemukan dan telah melalui uji klinis.
Ketiga kombinasi obat itu, yakni lopinavir-ritonavir-azithromycin, lopinavir-ritonavir-doksisiklin, dan terakhir yakni hidroksiklorokuin dan azithromycin. (byta)
Editor : Redaksi