BACASAJA.ID -Fenomena konversi atau alih fungsi lahan pertanian menjadi masalah cukup serius dialami oleh petani Kabupaten Gresik. Menyikapi kondisi itu, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Kota (Forkot) Gresik mengundang pejabat tinggi di Kabupaten Gresik dalam sebuah acara dialog publik di salah satu rumah makan, Senin (03/05/2011) malam.
Dialog yang bertajuk "Petani Di Persimpangan Jalan (Antara Godaan Alih Fungsi Lahan dan Minimnya Kesejahteraan)" itu bertujuan untuk mengajak duduk bersama pemerintah baik eksekutif maupun legeslatif dengan elemen masyarakat membahas terkait kondisi petani di Kabupaten Gresik.
Baca Juga: Senin Depan, Sekolah Tatap Muka SD dan SMP di Gresik Dimulai
Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani, Ketua DPRD Gresik, H. Much Abdul Qodir hadir pada acara tersebut. Terlihat juga Praktisi dan Pakar Inovasi Pertanian Dr Herman Maulana, serta puluhan pimpinan LSM, Ormas, dan Organisasi Mahasiswa di Kabupaten Gresik.
Dalam paparannya, Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menambah ketersediaan pupuk petani. Sebab selama ini, permasalahan tersebut masih jadi keluhan para petani.
"Salah satunya problem ini adalah soal pupuk, terutama ketersediaan pupuk subsidi yang kemarin dalam e-RDKK 2021 hanya diacc 30 persen oleh pemerintah pusat," ujar Gus Yani panggilan akrab Bupati Gresik itu.
Tidak ingin pemerintah daerah tinggal diam, sebagai langkah awal, Gus Yani menyatakan siap menebus pupuk non subsidi, kemudian disalurkan kepada petani dengan harga subsidi.
"Salah satunya dengan subsidi pupuk dari pemerintah daerah, dari APBD. Kita akan uji coba dengan menebus pupuk non subsidi, lalu disalurkan kepada petani dengan harga subsidi sehingga bisa menambah ketersediaan pupuk terjangkau," tutur Gus Yani.
Baca Juga: Sesuai Nawa Karsa, Dinas Pertanian Gresik Buka Toko Tani Gresik Centre
Di sisi lain, pemerintah Kabupaten Gresik di era kepemimpinan Bupati Gus Yani mempunyai program Gresik Agropolitan yang akan melibatkan petani dengan sistem produksi dan pemasaran terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Secara rinci, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Eko Anindito Putro menjelaskan, program itu sebagai upaya integrasi sistem pertanian sehingga terwujud produktifitas hasil tani dengan biaya bahan baku yanglebih ekonomis.
"Sesuai program nawakarsa Pak Bupati, salah satunya Gresik Agropolitan, kita akan integrasikan sistem pertanian seperti sistem industri, namun petani tidak perlu mengeluarkan biaya terlebih dahulu. Kita ajak industri bidang pertanian di Gresik terlibat, begitu juga industri yang membutuhkan bahan baku dari hasil pertanian, kita akan ajak menyerap bahan baku dari petani di Gresik," urai Eko.
Salah satu praktisi dan pakar inovasi pertanian, Dr Herman Maulana menuturkan, pentingnya inovasi dan riset untuk menghasilkan varian tanaman yang unggul dan lebih produktif serta peremajaan lahan melalui pupuk organik.
Baca Juga: Pemkab Gresik Izinkan Pembelajaran Tatap Muka pada 19 April 2021
Selain itu Herman menekankan perlunya kerjasama antar corporate (terutama di bidang pertanian dan produk turunannya) dan petani yang difasilitasi Pemerintah Daerah.
"Agar program yang dicanangkan bisa berkelanjutan dan tidak membebani APBD, baiknya menggandeng swasta dibidangnya," saran Herman.
Praktisi yang menemukan bibit unggul durian tanpa musim bersama petani dampingannya itu memamerkan hasil riset tanaman lada yang tahan air dan lebih kuat. Dengan harapan hasil uji cobanya dapat diadopsi Pemerintah Kabupaten Gresik. "Telah kami lakukan (penanaman) di Bawean dan Bungah," ujar Herman.(TBK)
Editor : Redaksi