BACASAJA.ID - Setelah membangun perdagangan dengan Pemprov Maluku Utara (Malut) dan Pemprov Kepulauan Riau (Kepri), kali ini Pemprov Jatim membangun perdagangan dengan Pemprov DKI Jakarta.
Acara yang digelar bertema 'Meningkatnya Jejaring Konektivitas Antara Pemprov Jatim dengan Pemprov DKI Jakarta' itu digelar di Ballroom Bidakara Jakarta, Kamis (3/6/2021).
Baca Juga: Deni Wicaksono: Pemprov Harus Kawal Sengketa 13 Pulau Antara Trenggalek dan Tulungagung
Acara tersebut berhasil mempertemukan 168 pelaku usaha dari Jakarta dan mencatatkan transaksi Rp. 750.439.000.000.
Hadir di acara tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Wagub Emil Elestianto Dardak, Misi Dagang dan Investasi yang digelar antara Pemprov Jatim dan Pemprov DKI Jakarta tersebut dapat menjadi katalis atau mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Saya berharap besarnya potensi dan bertemunya dua raksasa yang menyumbang sepertiga ekonomi nasional ini mampu menjadi sinyal sekaligus katalis dalam pemulihan ekonomi nasional melalui kerjasama antara Jatim dengan DKI Jakarta," ujar Emil dikutip dari laman Kominfo Jatim, Jumat (4/6/2021).
Jatim dan DKI Jakarta sendiri, sebut Emil Dardak, merupakan dua provinsi raksasa ekonomi di Indonesia. Keduanya, memberikan kontribusi besar terhadap PDB Nasional. Hal tersebut terlihat pada 2020. Dimana PDRB DKI Jakarta mencapai Rp. 2.772,38 Triilun dan memberikan kontribusi sebesar 17.96 % terhadap PDB Nasional.
Sedang PDRB Jatim, memberikan kontribusi sebesar 14.90 % setara Rp. 2.299,46 Trilliun secara nasional. "Maka, jika digabungkan maka Jatim dan DKI Jakarta memberikan kontribusi sebesar 32.86 persen atau sepertiga dari PDB Nasional. Misi Dagang dan Investasi ini adalah bertemunya sepertiga ekonomi di seluruh Indonesia," terangnya.
Emil menyebut, selama ini, misi dagang antara Provinsi Jatim bersama Provinsi DKI Jakarta telah terlaksana sebanyak 4 (empat) kali. Momen tersebut dilaksanakan pada 2016, 2017, 2018 dan 2019 dengan mencatatkan nilai total transaksi sebesar Rp. 3,699 Triliun.
Baca Juga: Tim Pemprov Jatim Respon Cepat Laporan Rusaknya Sejumlah Infrastruktur di Kabupaten Trenggalek
Mantan Bupati Trenggalek itu menyatakan, karakteristik kedua provinsi yang berbeda itu ditunjukkan oleh ekonomi Jatim yang didominasi Sektor Industri Pengolahan (30.94 %), Perdagangan (18.68 %) dan Pertanian (10.84 %).
Sedang ekonomi DKI Jakarta sendiri didominasi Sektor Perdagangan (16.62 %), Industri Pengolahan (11.37 %), Jasa Keuangan (11.27 %), Konstruksi (11.27 %) dan Informasi Komunikasi (9.41 %).
"Perbedaan karakteristik ini memungkinkan kedua provinsi untuk saling bekerjasama dan saling mengisi bersinergi mendorong kinerja ekonomi agar tumbuh bagi kedua daerah. Sehingga memberikan dampak positif terhadap kinerja ekonomi nasional," jelasnya.
"Aktivitas ekonomi, khususnya perdagangan antara Jatim dan DKI Jakarta sudah semakin eksis dan mampu bersaing di dunia internasional," imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan pun mengapresiasi kegiatan Misi Dagang dan Investasi yang diselenggarakan Pemprov Jatim. Dirinya berharap, kegiatan tersebut perlu dikembangkan lagi.
Baca Juga: Gubernur Jatim Gelontorkan Beasiswa Santri Unggulan hingga Rp31,3 Miliar, Ini Rinciannya
"Alasannya, pemerintah sebagai regulator yang akan memastikan ada regulasi agar kebutuhan rakyat terpenuhi, kesejahteraan rakyat meningkat dan proses pasar berjalan dengan baik, efisien dengan muara output pemerintah mendapatkan pajak dari rakyat," ujarnya.
Anies pun kembali mengatakan, DKI Jakarta merupakan kota Jasa. Sebanyak 98 % pasokan kebutuhan pangannya berasal dari luar DKI Jakarta, seperti Jatim.
"Kami di DKI Jakarta 17 sampai 18 persen perekonomian Indonesia dikontribusikan dari Jakarta. Disisi lain, Jakarta saat ini adalah kota Jasa. Dimana ketergantungan kami pada komoditi dari luar Jakarta yang menyangkut kebutuhan dasar sangat tinggi. Jadi kalau kita hitung, sebanyak 98 persen pasokan pangan kebutuhan DKI Jakarta berasal dari luar Jakarta," ungkapnya.
Kegiatan Misi Dagang dan Investasi diikuti kurang lebih 200 peserta dari kabupaten/kota di Jatim dan 168 pelaku usaha. 68 diantaranya pelaku usaha dari Jatim yang terdiri dari 20 pelaku usaha, 28 pelaku usaha binaan OPD dan 20 pelaku usaha secara mandiri. Sementara di DKI Jakarta sendiri menghadirkan 100 pelaku usaha. (*)
Editor : Redaksi