Petani asal Gresik Ini Klaim Bisa Usir Tikus dengan Fermentasi Urine Sapi

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 25 Jun 2021 23:00 WIB

Petani asal Gresik Ini Klaim Bisa Usir Tikus dengan Fermentasi Urine Sapi

i

Akhmad Sokhe temukan cara kreatif kendalikan hama tikus. (Ditjan Tanaman Pangan)

Kreatif, Petani Gresik Usir Tikus dengan Urine Sapi

Akhmad Sokhe temukan cara kreatif kendalikan hama tikus | Sumber Foto:Ditjan Tanaman Pangan

Baca Juga: Data BPS Ungkap Petani Milenial Jatim Tertinggi di Indonesia, Khofifah Bilang Begini

BACASAJA.ID - Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti tikus, di Indonesia masih menjadi momok bagi petani,khususnya tanaman padi. Berbagai upaya petani untuk mengendalikan hama pengerat tersebut.

Mulai menggunakan pestisida kimia seperti racun hingga perangkap listrik yang berbahaya bagi manusia, tapi justru memakan korban manusia akibat tersetrum.

Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Pertanian bersama Dinas Pertanian di daerah terus mengembangankan metode pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan, kreatif, inovatif, serta berbiaya murah dan efisien. Salah satu metode yang dikembangkan adalah pengendalian tikus dengan urin sapi.

Cara pengendalian ini pertama dikembangkan salah satu petugas Pengendali OPT (POPT), Akhmad Sokhe asal Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Akhmad memanfaatkan fermentasi urin sapi sebagai repellent (pengusir) hama tikus pada pertanaman padi.

Baca Juga: Salut! Sarjana Hukum asal Gresik ini Pilih Jadi Petani Lada Hitam

Selama ini Ia melihat banyaknya manusia atau petani justru menjadi korban tersengat listrik dari penggunaan perangkap tikus di sawah.

“Dengan metode ini petani bisa menghemat biaya karena bikinnya ngga mahal. Bahannya jugamudah didapat dan yang pasti aman nngga kesetrum listrik,” tutur Akhmad, Jumat (25/6/2021).

Untuk membuat larutan fermentasi Ahmad menggunakan urin sapi sebagai bahan utama. Sedangkan bahan penyertanya,molase, susu creamer, terasi tanpa pengawet, empon-empon (jahe, temu ireng, lengkuas, dan lain sebagainya), serta starter probiotik.

Cara membuatnya. Pertama,empon-empon dihaluskan menggunakan blender. Kedua, empon yang sudah halus dicampur dengan molase, susu creamer, terasi tanpa pengawet, starter probiotik dan urin sapi ke dalam wadah besar seperti drum plastik.

Baca Juga: FOTO: Budidaya Daun Bawang di Lereng Bromo

Ketiga, tutup wadah drum dan pasang aerotor besar dan biarkan selama 21 hari untuk proses fermentasi sebelum larutan bisa digunakan. Keempat, setelah 21 hari saring hasil fermentasi.

“Untuk penggunaan dosisnyaper 25 cc bahan cair fermentasi ditambah 1 liter air bersih,” saran Akhmad.

Bagaiman cara penggunaannya? Akhmad menuturkan, cukup menyemprotkan larutan keseluruh bagian tanaman yang diduga sebagai tempat jalan atau sarang tikus. Waktu penyemprotan dilakukan pagi dan sore dengan jarak minimal 14 hari sekali (4 sampai dengan 6 kali aplikasi). (rga)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU