Duel Berujung Pengeroyokan Maut di Pasar Kapasan Surabaya, Seorang Pedagang Pakaian Tewas Dibacok

author bacasaja.id

- Pewarta

Kamis, 22 Jul 2021 19:46 WIB

Duel Berujung Pengeroyokan Maut di Pasar Kapasan Surabaya, Seorang Pedagang Pakaian Tewas Dibacok

i

Pasar Kapasan Surabaya.

BACASAJA.ID - Peristiwa pengeroyokan berujung maut kembali terjadi di Kota Surabaya. Kali ini, seorang pedagang pakaian di Pasar Kapasan meregang nyawa akibat dikeroyok dua orang, Kamis (22/7/2021).

Adalah Slamet Mahmud (54), warga Jalan Gembong Sawah Tengah meninggal dunia usai terlibat perkelahian tak seimbang melawan dua orang yang belum diketahui identitasnya.

Baca Juga: Sakit Hati Sering Dimarahi, Anak di Surabaya Bunuh Ayah Kandungnya

Berdasarkan kesaksian para pedagang di sekitar tempat kejadian, peristiwa maut itu terjadi sekira pukul 10.15 wib di Toko Surya, lantai 2, Pasar Kapasan. Korban Slamet yang saat itu sedang berada dalam tokonya, didatangi oleh salah seorang pelaku.

Lantas, terjadi cek cok antara keduanya yang berujung pelaku menyerang korban lebih dulu dengan pisau. Mengetahui lawannya menyerang menggunakan sajam, Slamet lantas mengambil clurit di dalam toko.

Perkelahian pun berlanjut sampai ada satu orang pelaku lagi yang datang mengeroyok Slamet.

Karena perkelahian tak seimbang, korban pun mengalami luka sabet dan tusuk akibat sajam di bagian kepala dan pinggang kiri.

Baca Juga: Anak di Surabaya Diduga Bunuh Ayah Kandungnya yang Sudah Renta

Mengetahui Slamet jatuh terkapar bersimbah darah, dua pelaku langsung melarikan diri dari tempat kejadian.

Para pedagang yang berada di sekitar langsung membawa Slamet ke Rumah Sakit dr Soewandi. Sempat mendapat penanganan, tapi karena Slamet mengeluarkan banyak darah, nyawanya tak tertolong.

"Meninggal di rumah sakit diduga karena kehabisan darah," ungkap Kanitreskrim Polsek Simokerto Iptu Ketut Redhana.

Baca Juga: Jurnalis Media Online Diduga Dibunuh, Komisi III DPR RI Minta Polisi Usut Tuntas

Menurut Ketut, pihaknya masih melakukan pencarian terhadap dua terduga pelaku. Hanya saja, polisi mengalami kesulitan labtaran para saksi yang berada di TKP takut untuk bicara.

“Begitu juga motifnya apa kami juga belum tahu,” pungkas Ketut. (*/rg4)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU