BACASAJA.ID - Patung dwarapala atau masyarakat Tulungagung mengenalnya dengan “Reco Pentung” di Jalan Pahlawan Kabupaten Tulungagung buntung. Pasalnya kaki patung ini terputus. Putusnya kaki patung ini baru diketahui pada Senin (27/12/21) pagi.
Patung yang berada di 4 penjuru mata angin Kabupaten Tulungagung ini merupakan penanda wilayah kabupaten Tulungagung pada zaman dulu.
Baca Juga: Pemugaran Candi Mirigambar Capai 80 Persen, Ditargetkan Selesai Bulan November
Patung ini menjadi benda cagar budaya, lantaran mempunyai nilai historis bagi warga Kabupaten Tulungagung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Tulungagung, melalui Kasi Pelestarian Museum, Cagar Budaya dan Benda Purbakala, Winarto menjelaskan kerusakan patung dwarapala ini dikarenakan sebab alami.
“Ini mengelupas, kelihatannya dulu pernah lepas lalu direkatkan kembali,” ujar Winarto, Senin (27/12/21).
Patung yang rusak berada di sebelah timur jalan, menghadap Utara.
Winarto menolak jika kerusakan patung ini disebabkan aksi vandalisme, atau pengrusakan.
Untuk tindaklanjutnya, pihaknya bakal berkoordinasi dengan BPCP (Balai Pelestarian Cagar Budaya) di Trowulan, Mojokerto.
Winarto melanjutkan, khusus patung di Jalan Pahlawan ini terbuat dari batu kapur. Sedang patung lainya terbuat dari batu andesit.
Batuan kapur lebih mudah rusak, apalagi terkena panas dan hujan.
Dari pantauan lapangan, patung setinggi sekitar 70 cm ini tidak mempunyai peneduh, sehingga membuatnya terpapar panas dan hujan secara langsung.
Baca Juga: Separuh Lahan Cagar Budaya Tulungagung belum Kantongi Sertifikat Hak Pakai
“Kita akan usulkan pada Pemkab untuk memberi peneduh atau payung,” jelasnya.
Selain di Jalan Pahlawan, patung dwarapala di Jalan Soekarno Hatta juga alami kerusakan.
Kerusakan terjadi pada umpak atau landasan meletakan patung yang mulai terkelupas.
Umpak ini merupakan bangunan baru, yang berumur sekitar 30 tahun. Umpak dibangun oleh salah satu pabrik rokok di Tulungagung pada awal tahun 90 an. Patung ini diperkirakan sudah ada sejak abad tahun 19.
Menurut catatan, patung ini diletakkan di perbatasan kabupaten Tulungagung pada awal abad 20.
Baca Juga: Pencinta Sejarah: Kota Tua Surabaya Butuh Pengelolaan Tepat
“Secara umum kondisi patung baik,” katanya.
Patung dwarapala dikenal sebagai patung penjaga atau tolak bala, lantaran wujudnya yang seram.
Patung ini berjumlah 8, ditempatkan di 4 pintu masuk Kabupaten Tulungagung secara berpasangan.
Wujud patung berupa wujud raksasa dengan membawa gada, dengan posisi duduk bertumpu pada salah satu kakinya.
“Ini berfungsi sebagai tolak bala di 4 penjuru,” jelasnya. (JP/t.ag/RG4)
Editor : Redaksi