BACASAJA.ID - Di saat Lamongan surplus beras, ternyata banyak keluhan di tingkat petani. Mulai hama tikus, kelangkaan pupuk bersubsidi, persawahan terendam banjir hingga harga gabah yang murah.
Seperti diungkap beberapa petani di Desa Baturono Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan, ketika didatangi anggota komisi B DPRD Lamongan, Anshori di areal persawahan desa setempat. Minggu (14/3/2021).
Baca juga: Tolak Impor Beras, DPRD Lamongan: Panen Melimpah tapi Harga Anjlok
"Kurang sabar seperti apa petani pak, pupuk subsidi sulit didapat, ada pupuk bukan subsidi harganya sangat mahal. Sekarang panen harga gabah Rp 3.600 - 3.800 perkilo," keluh H Singo kepada Anshori.
Selanjutnya, H. Singo dan petani lain berharap kepada anggota Fraksi Gerindra ini untuk menyampaikan kepada pemerintah agar keluhan petani bisa didengar.
"Paling tidak harga gabah bisa naik menjadi Rp 4.100 per kilo. Itu baru bisa balik modal," pintanya.
Baca juga: Menolak Beri Ambulans, DPRD Lamongan Panggil Puskesmas Kalitengah
Mendengar keluhan petani, Anshori menyampaikan bahwa ia merasa prihatin atas yang dialami petani dan kedatangannya untuk terjun langsung ke sawah menemui petani memang disengaja.
"Besok kita akan melakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat/red) dengan Bulog, Mitra kerja, beserta Satkernya, terus Dinas terkait," ujar Anshori.
RDP itu sambung Anshori, menindaklanjuti sidak ke Bulog yang sudah dilakukan komisi B DPRD, minggu lalu. " Jadi ini juga sekaligus bisa kami sampaikan dalam RDP, bahwa realitas di lapangan kondisinya memang seperti yang disampaikan oleh bapak bapak petani," sambungnya.
Baca juga: Temui Pengurus BUMDes, DPRD Lamongan: Pemkab Tak Serius Membina UMKM
Selain itu, anggota DPRD Lamongan tiga kali periode berturut turut itu juga menyayangkan, adanya upaya impor beras oleh pemerintah di saat petani mulai panen padi.
" Kita tegas menolak impor beras, ini untuk melindungi petani sehingga harga gabah tidak murah seperti ini disaat panen raya," tukasnya. (yusuf)
Editor : Redaksi