BACASAJA.ID -Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama tim riset vaksin Covid-19 Universitas Airlangga (Unair) dan RSUD. Dr Soetomo bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Mereka melakukan pembahasan pengembangan dari riset vaksin merah putih yang di inisiasi Universitas Airlangga (Unair) akhir April lalu di VVIP Room Juanda.
Baca juga: Vaksin Merah Putih Unair mulai Diuji Klinis
Ikut hadir dalam pertemuan tersebut Koordinator Produk Riset Covid-19, Prof Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Prof. Dr. Cita Rosita Sigid, Dr. dr. Laksmi Wulandari, Dr. dr. Damayanti Tindo, Kadinkes Prov Jatim dan Direktur RSUD Dr. Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi bersama tim dari Unair Surabaya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan akan mendukung sepenuhnya inisiasi ini. Awal tahapan produksi vaksin itu terdiri dari 3 bagian, yakni skala laboratorium, skala pilot dan skala industri. Targetnya, Menko Marves Luhut B. Panjitan diharapkan dapat selesai pada Desember 2021.
"Menurut tim riset Unair, skala laboratorium sampai menghasilkan seed vaccine (benih vaksin) yang dilakukan Unair. Lalu, skala pilot melakukan uji tantang dari beberapa varian SARS CoV-2 yang sudah ditemukan pada pasien Covid-19 di Indonesia, seperti Inggris dan India. Beberapa varian tersebut kemudian diuji cobakan kepada hewan kecil, mencit dan hewan besar, Maccaca (kera). Terakhir, skala industri akan dilakukan mitra industri PT. Biotis Pharmaceutical termasuk kesiapan standart produksinya. Prinsipnya Pemprov Jatim siap mendukung suksesnya riset ini sampai final. Kalau bisa Desember sudah selesai sehingga awal tahun 2022 sudah bisa diproduksi," jelas Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Senin (3/5/2021).
Sementara itu, menurut Koordinator Produk Riset Covid-19, Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, pemberian dosis ke dua telah diberikan hewan kecil, Mencit dan sedang dilakukan observasi. minggu depan direncanakan memulai pemberian dosis pertama pada hewan besar, yakni Maccaca. Penelitian tahap awal vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke hewan percobaan di laboratorium, untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya. Prof. Nyoman menjelaskan, setelah uji klinis fase I sampai III dinyatakan aman dan efektif, maka, tahapan selanjutnya memasuki fase ke IV, yakni pengawasan pemasaran.
"Agar cepat diproduksi, pemerintah melalui Menko Marves mengagendakan rapat periodik setiap bulan agar target produksi vaksin merah putih sesuai rencana," kata Prof Nyoman.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur RSUD .Dr.Soetomo Prof. Dr. Cita Rosita yang juga menjadi bagian tim riset, mengatakan, selama riset, para peneliti juga mengkaji apakah vaksin layak digunakan atau memiliki efek samping tertentu.
"Jika ketiga tahapan produksi vaksin dinyatakan siap, tahap selanjutnya adalah fase uji klinis yang terbagi menjadi empat tahapan," ujar dr. Cita.
Selanjutnya, dr. Cita Rosita menjelaskan, pada tahap uji klinis fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat. Hal tersebut dilakukan untuk menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia.
Baca juga: Vaksin Merah Putih Unair Surabaya Masuk Tahap Uji Klinis Bulan Juli
"Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua," tuturnya.
Pada uji klinis fase II, pengujian vaksin Covid-19 dilakukan ke lebih banyak sukarelawan agar sampel yang diperoleh lebih beragam. "Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan," urainya.
Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi.
Setelah itu, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang.
"Penelitian ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun," ungkapnya
Baca juga: Penelitian Vaksin Merah Putih Dipertanyakan, Begini Jawaban Unair
"Pada tahap ini mengingat situasi mendesak dan emergency karena pandemi, vaksin sudah bisa mendapatkan izin edar (UEA) dari BPOM untuk diberikan kepada manusia," sambungnya.
Dalam proses pengembangan vaksin merah putih, tim riset Unair juga bekerjasama dengan RSUD Dr. Soetomo.
Menurut Direktur RSUD Dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi, jika fase II dinyatakan berhasil, aman dan efisien, pengembangan vaksin merah putih dilanjutkan ke fase III, yakni manusia.
"Pada fase ketiga, seluruh rumah sakit di Jatim akan dilibatkan. Adapun di tahap pertama pengembangan vaksin merah putih, pengawasannya dilakukan pihak RSUD DR Soetomo. Jadi, timnya terdiri dari Unair dan Dr. Soetomo," jelas Joni. (byta)
Editor : Redaksi