Komisi D DPRD Surabaya Usulkan Insentif Tambahan bagi Nakes Suramadu

bacasaja.id
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono.

BACASAJA.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan penyekatan dan swab test antigen secara massal bagi warga yang melintas di Jembatan Suramadu

Penyekatan ini juga mengerahkan banyak tenaga kesehatan (nakes) dari Surabaya untuk menjadi garda terdepan pada screaning.

Baca juga: Ketua Komisi D DPRD Surabaya Apresiasi Langkah Cepat Pemkot Kembalikan Uang Seragam Siswa MBR

Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono meminta Pemkot Surabaya untuk memberikan tambahan insentif bagi nakes sebagai apresiasi kerja keras mereka.

“Saya sangat mengapresiasi semua pihak yang sudah bekerja keras mulai dari Satuan Brimob, Satlantas, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, dan nakes. Perjuangan mereka luar biasa dan sudah sewajarnya, Pemkot sebaiknya mempertimbangkan insentif kepada nakes sebagai ucapan terima kasih telah menjaga warga Surabaya," ungkap Tjutujuk, Jumat (18/6/2021).

Sejak dilangsungkannya penyekatan, para nakes mengalami penambahan beban kerja. Proses vaksinasi yang dituntut cepat, pelaksanaan tes swab, tim gerak cepat (TGC), dan pelayanan kesehatan non-covid semuanya dijalankan oleh nakes.

“Saya mendapat informasi bahwa ada ratusan nakes yang dilibatkan bekerja bergantian di penyekatan Suramadu. Saya berharap ada pencatatan yang baik terkait dengan tambahan tanggung jawab ini supaya bisa dijadikan dasar pemberian insentif. Harapannya dengan adanya insentif ini bisa semakin memotivasi teman-teman nakes bekerja melindungi warga Surabaya," jelasnya.

Baca juga: Siswa MBR Terlanjur Beli Seragam, Komisi D DPRD Surabaya Minta Pemkot Mengembalikan

Saat ini peningkatan kasus covid di Kabupaten Bangkalan masih terus terjadi sehingga daya tampung rumah sakit disana telah mendekati jenuh.

Kasus Covid-19 meningkat hingga 715% dan Bed Occupancy Rate (BOR) atau pemanfaatan tempat tidur rumah sakit telah mencapai 94%.

Kondisi ini kemudian berpengaruh ke penanganan Covid di Surabaya karena statusnya sebagai Ibukota Provinsi yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan menjadi rujukan daerah sekitar.

Baca juga: Legislator PSI Desak Maksimalkan Capaian Vaksin untuk Pelajar dan Pendidik

Sementara, BOR di Surabaya meningkat dari 21% ke angka 53% akibat peningkatan kasus baru-baru ini. Kabar baiknya, kasus Covid di internal Surabaya sendiri belum mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu hanya sebesar 0,16% per tanggal 16 Juni 2021.

"Ini semua berkat kerja keras nakes dan seluruh warga Surabaya yang terus tertib menjalankan protokol kesehatan," pungkas Tjutjuk. (byta)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru