BACASAJA.ID - Sebanyak 2.536 Unit Pendidikan SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur, memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas secara serentak, Senin (30/8/2021).
Dirilis dari Kominfo Jatim, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, meninjau secara langsung proses belajar mengajar PTM di SMK Negeri 7 Surabaya. Didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Wahid Wahyudi, dan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kohar Hari Santoso.
Baca juga: PTM 100 Persen di Surabaya Tunggu PPKM Level 1
"Bismillah hari ini kita memulai Pembelajaran Tatap Muka di 2.536 unit pendidikan SMA, SMK dan SLB. Ada 696.000 sekian siswa yang masuk hari ini secara terbatas dan bertahap," ujarnya.
Khofifah mengungkapkan, jumlah ini adalah jumlah yang mewakili 20 Kabupaten/Kota yang masuk pada PPKM level 3 dan 2. Dimana pemberlakuan PPKM level 4 seluruh Indonesia, hari ini akan dilakukan evaluasi.
Sebagai informasi, dari 20 kabupaten/kota tersebut, untuk Kab. Sampang, Kab. Pasuruan, Kab. Sumenep, Kab. Tuban, Kab. Situbondo, Kab. Bondowoso, Kab. Nganjuk, Kota Mojokerto dan Kab. Mojokerto, Kab. Bangkalan, serta Kab. Lamongan telah menyiapkan sekolahnya dari jenjang SD hingga menengah ke atas untuk bertatap muka.
Sedangkan Kab. Pacitan, Kab. Jember, Kab. Bojonegoro, Kab. Sidoarjo, Kab.Gresik dan Kota Surabaya baru menyiapkan SMA dan SMK sementara sisanya baru akan dirapatkan.
Selain itu, Kab. Probolinggo dan Kab. Pasuruan baru menyanggupi PTM untuk SMA dan SMK, dan akan menerapkan sistem yang sama di jenjang lainnya per tanggal 1 September 2021.
Baca juga: Covid-19 Melandai, Wakil Walikota Armuji sebut Kota Surabaya Siapkan PTM 100 Persen
"Jikalau nanti ada evaluasi, maka kita akan menyesuaikan kembali. Kira-kira seperti itu posisinya," imbuhnya.
Dikatakan Khofifah, pelaksanaan PTM secara terbatas, bertahap ini, dilakukan sesuai dengan SOP dari Inmendagri No 35 tahun 2021. Antara lain, pelajar yang masuk sebanyak 50% dari kapasitas kelas, kemudian dua kali dalam seminggu.
"Maksimal 4 jam pelajaran, 30 menit, berarti 2 jam mereka masuk kelas. Pada posisi seperti sekarang ini, tetap izin orang tua menjadi prasyaratan," tegasnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya Terapkan PTM 25 Persen dengan Prokes Ketat
"Karena yang masuk ini kapasitas 50%, maka yang terjadi bukan PTM murni, tetapi Hybrid Learning artinya, di kelas ada, tapi yang pembelajaran di rumah juga tetap ada," tambahnya.
Sementara itu, PTM terbatas ini disambut antusias oleh Sendi, salah satu siswa SMK 7 Surabaya. Ia mengaku senang bisa kembali bersekolah secara langsung, dan bertemu dengan guru dan teman temannya.
"Seneng, seneng sekali. Soalnya kalau di rumah itu gak enak ga bisa ketemu teman-teman," aku Sendi. (hjr/kmf/rg4)
Editor : Redaksi