KKP Berencana Bangun Dermaga di Sine Tulungagung

bacasaja.id
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini saat melihat lokasi rencana pembangunan dermaga di Sine.

BACASAJA.ID - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI bakal membangun dermaga di Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat melakukan kunjungan kerja di Tulungagung.

Baca juga: Kementerian PKP Jadi Kementerian dengan Anggaran Terbesar, Jadi Tantangan Maruarar Sirait

Menurutnya pembangunan dermaga bakal dilakukan pada 2022 mendatang, satu paket dengan pabrik es, cool storage (penyimpanan dingin) dan SPBU di dekat pesisir.

"Ini fasilitasnya enggak ada, alasannya untuk memudahkan pemindahan hasil tangkapan nelayan," jelasnya.

Sedang pembangunan SPBU untuk memudahkan nelayan mencari bahan bakar. Untuk memenuhi bahan bakar, nelayan harus membeli di SPBU terdekat yang berjarak 20 kilometer dari Pantai Sine.

Hasil tangkapan nelayan Sine juga cukup tinggi. Wahyu menuturkan alasan dibangunnya pabrik es dan cool storage di Sine, agar tangkapan yang belum laku dijual bisa disimpan terlebih dahulu.

"Pembangunanya dimulai tahun 2022, jika selesai ditahun itu maka akan difungsikan pada 2023," jelasnya.

Untuk anggaran pembangunan, Wahyu tuturkan berasal dari APBN (pusat).

Selain di Sine, Pembangunan sarana serupa juga dibangun secara bertahap di wilayah pesisir Aceh hingga ujung Jawa Timur.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini yang turut mendampingi Menteri Perikanan dan Kelautan mendukung rencana pembangunan ini.

Selain nelayan yang menggunakan perahu, ada juga nelayan yang mencari ikan dengan jaring tarik.

Baca juga: Pemerintah Perkokoh Pengawasan Terintegrasi di Kawasan Perairan

Disinggung apakah pembangunan dermaga akan mengganggu aktifitas nelayan jaring tarik, Anggia mengatakan tidak akan mengganggu aktifitas nelayan jenis ini.

"Enggak (mengganggu), masih bisa tarik jaring, nanti bareng-bareng," jelas politisi dari PKB itu.

Senada dengan Anggia, salah satu perwakilan nelayan Sine, Saipul Aripin mendukung pembangunan dermaga dan sarana lainya di Sine.

Pria yang memiliki perahu berukuran 20 gross ton itu harus bolak-balik menurunkan ikanya dengan menggunakan perahu kecil. Tentu memberangkatkan biaya operasional bongkar muat ikan.

"Kita harus memindahkan (ngunjal) menggunakan perahu kecil dengan cara dipikul," kata Saipul.

Baca juga: Menteri KKP Wahyu Trenggono: Kebijakan Penangkapan Terukur demi Tekan Perubahan Iklim

Belum lagi saat musim angin datang, ombak bisa setinggi 4 meter. Ikan harus diusung berkali-kali menggunakan perahu kecil.

Di Sine ada sekitar 300 perahu, baik besar maupun kecil. Paling banyak perahu jaring dan perahu Rawai. Rerata berukuran 7 gross ton kebawah.

Untuk menjual ikan, perahu besar harus menuju Teluk Popoh yang sudah ada dermaganya. Selain dermaga, pembangunan SPBU juga sangat dibutuhkan.

Jarak SPBU terdekat sekitar 20 kilometer. Untuk membeli bahan bakar, nelayan harus patungan, lantaran jaraknya yang jauh.

"Biaya angkutnya kita harus gandengan, kan gak mungkin semua nelayan ke sana (SPBU) semua," pungkasnya. (JP/t.ag/RG4)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru