BACASAJA.ID - Pemerintah daerah didorong untuk meningkatkan kemandirian fiskal dan lebih berhati-hati dalam memanajemen pengelolaan pendapatan daerah supaya tidak tergantung dari pemerintah pusat.
"Memang menjadi koreksi bagi Pemerintah Kabupaten Kediri kedepannya bahwa kita juga akan memperhatikan terkait indeks kemandirian fiskal untuk kita perkuat terus menerus," kata Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana usai mengikuti acara dengan BPK, dikutip Rabu (23/2/2022).
Baca juga: Konsen Perbaikan Jalan, Mas Dhito Bentuk Tim Khusus Tangani Jalan Kurang Layak
Dalam rangka mendorong kemandirian fiskal di daerah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Jawa Timur menyelenggarakan acara komunikasi dengan kepala daerah di Jawa Timur. Acara yang mengangkat tema peran BPK RI dalam mendorong kemandirian fiskal di daerah itu digelar di Auditorium BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur.
Indeks kemandirian fiskal memang menjadi persoalan yang dihadapi setiap kabupaten/kota di Indonesia. Di Jawa Timur, secara indeks kemandirian fiskal baru ada beberapa daerah yang dikategorikan sudah masuk mandiri. Pun begitu prosentasenya masih kecil.
Baca juga: Tragedi Pembacokan Massal Kediri, Mas Dhito Bujuk Korban Luka agar Mau Dirawat di Rumah Sakit
Untuk meningkatkan kemandirian fiskal itu, kedepan pemerintah daerah dituntut melakukan pengelolaan dalam bidang belanja keuangan daerah. Dalam hal ini, daerah harus bisa memberikan pertanggungjawaban belanja daerah melalui transaksi elektronik.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Kediri M Erfin Fatoni menambahkan, Pemda Kabupaten Kediri melakukan langkah untuk mewujudkan kemandirian daerah yakni dengan optimalisasi pendapatan daerah melalui Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) yang dikawal Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Baca juga: Wisata di Kabupaten Kediri kembali Dibuka
"Kemudian kita juga akan meminimalisir kebocoran (PAD) salah satunya dengan penerapan QRIS untuk sistem pembayaran," terangnya. (KDR/RG4)
Editor : Redaksi