BACASAJA.ID - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dituding sebagai Sales Promotion Girl (SPG) dari Bank Dunia dan IMF. Bahkan, dia disebut juga intel dari dua lembaga keuangan internasional tersebut.
Tudingan pertama yang menyebut Sri Mulyani sebagai SPG datang dari ekonom senior Rizal Ramli. Dia menyindir menteri keuangan Indonesia tersebut lantaran pemerintah Indonesia meminta bantuan IMF dan Bank Dunia dalam mengelola beban utang
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Pastikan APBN 2025 Tidak Jebol
"Dasar SPG Bank Dunia/IMF," tulis Rizal Ramli via akun Twitter @RamliRizal menyertakan emotikon tertawa ramah, Sabtu (17/4/2021).
Rizal Ramli memperingatkan, dengan melibatkan Bank Dunia dan IMF dalam mengurus keuangan dalam negeri, Indonesia bakal berpotensi terjerumus dalam lembah krisis 1998.
"Undang IMF lagi, ekonomi Indonesia akan semakin hancur seperti 1998!" ujar RR sapaan akrabnya mengingatkan.
Di samping Rizal Ramli, ekonom Indonesia senior lainnya Kwik Kian Gie menyebut Sri Mulyani sebagai intel Bank Dunia maupun IMF. Menurut Kwik, hal itulah yang membuat Presiden Joko Widodo tidak berani mengevaluasi Sri Mulyani.
Baca Juga: Berlaku 1 Januari 2025, Makanan dan Pendidikan Mewah Kena PPN 12 Persen
Informasi tersebut dibocorkan oleh Rizal Ramli setelah mereka berdua saling berkomunikasi 'ngerasani' Menkeu Sri Mulyani.
"WhatsApp-an dengan Kwik. Dia bilang Jokowi tidak berani dengan SMI walaupun prestasi payah, tax ratio terendah, dan utang ugal-ugalan," tulis Rizal Ramli pada akun Twitter yang sama.
Disebutkan, sajak menjadi anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Sri Mulyani sudah menjadi mata-mata IMF dan Bank Dunia
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Tegaskan APBN Tetap Solid dan On Track
"Ketika Kwik jadi Menko Ekuin, SMI anggota DEN. Setiap habis rapat Menteri dan DEN, sejam kemudian kepala perwakilan IMF atau Bank Dunia telepon Kwik, marah-marah. SMI jadi intel World Bank, lapor-lapor," tambah Rizal.
Sebelumnya, Pada acara Komite Pembangunan/Development Commitee (DC) World Bank Spring Meeting 2021 belum lama ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap IMF dan Bank Dunia dapat mendukung negara-negara di seluruh dunia mengelola beban utangnya secara efektif.
"Kami membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang lebih besar dari Bank Dunia dan IMF untuk mengatasi masalah utang dan mengurangi tekanan yang meningkat," ujar Sri Mulyani. (lmr)
Editor : Redaksi