BACASAJA.ID - Insentif kader kesehatan yang meliputi kader Posyandu, Ibu Pemantau Jentik Nyamuk (Bumantik) dan kader kampung lainnya di Surabaya yang sebesar Rp28 ribu per kegiatan dirasa kurang.
Lantaran itu, perlu dipertimbangkan adanya kenaikan. Apalagi, janji pasangan wali kota dan wakil wali kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji untuk menaikkan insentif kader lingkungan belum diwujudkan kendati sudah 100 hari kerja.
Baca Juga: Soal Pemkot Surabaya Nonaktifkan NIK Pasien TBC, Anggota DPRD: Bisa Langgar Hak Asasi
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah di sela kegiatan resesnya di daerah Kalijudan, Sabtu (08/5/2021). Menurut Laila, insentif yang diterima kader kampung senilai Rp28.000 setiap kegiatan itu dirasa kurang sepadan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
"Tapi hampir seratus hari masa jabatan wali kota masih belum ada realisasi terkait hal ini meski insentif untuk RT, RW dan LPK sudah naik. Kami mendorong segera ada realisasi terkait insentif atau trasport para kader tersebut," cetus Laila.
Padahal, sambung Laila, tugas kader kampung, khususnya bumantik, cukup berat karena harus mengunjungi satu per satu rumah untuk melakukan pemeriksaan di kamar mandi warga. Sebagai kader PKK dan Posyandu juga bertanggung jawab atas kesehatan warga sekampung meski saat ini dikhususkan untuk ibu hamil dan para balita.
Di samping itu, Laila juga menyampaikan wacana dari Pemkot Surabaya bahwa kader tidak diperkenankan untuk merangkap jabatan karena selama ini yang terjadi adalah kader Bumantik juga menjadi kader Posyandu atau sebaliknya.
Menurut informasi yang diterimanya dari warga, ini terjadi karena memang keterbatasan sumber daya manusia (SDM), selain itu insentif yang murah juga menjadi pertimbangan para kader.
Baca Juga: Legislator PDIP: Kawal Dana Kelurahan Surabaya Rp 509 Miliar!
"Ini memang bukan kabar yang menggembirakan bagi para kader, tapi kami berharap kader bisa memahami bahwa kita bertujuan untuk pelayanan," katanya.
Laila mengaku sepakat ada penambahan kader dengan syarat Pemkot Surabaya juga wajib memuliakan mereka, termasuk dalam hal insentif atau transport.
"Kalau ada penambahan insentif, mungkin lebih mudah untuk mencari kader yang lain untuk mesukseskan himbauan dari Pemkot tersebut," katanya.
Baca Juga: Usai Disidak Wawali Surabaya Armuji, Kini DPRD Panggil Pengusaha yang Diduga Tahan Ijazah Warga
Sebelumnya, ketika masih masa kampanye Pilwali Surabaya 2020, Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjanjikan kenaikan insentif bulanan bagi para kader kesehatan dan lingkungan. Selain mereka, juga dijanjikan kenaikan insentif bagi ketua RT dan RW.
Jika diberikan amanah warga Kota Surabaya, Eri-Armuji bakal menaikkan insentif Kader Ibu Pemantau Jentik (Bumantik) menjadi Rp 400 ribu. Begitu pula untuk Kader Posyandu Lansia dan Kader Posyandu Balita dari sebelumnya Rp 60 ribu dinaikkan menjadi Rp 400 ribu.
Selain mereka, Kader Lingkungan juga dinaikkan insentifnya dari Rp 150 ribu naik Rp 300 ribu, Kader Posbindu, Kader Paliatif, Kader Kelurahan Siaga dan Kader TB dari sebelumnya Rp 30 ribu naik menjadi Rp 100 ribu. (tna)
Editor : Redaksi