Swab di Jembatan Suramadu Disarankan Positifity Rate di Bawah 5 Persen

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 18 Jun 2021 10:09 WIB

Swab di Jembatan Suramadu Disarankan Positifity Rate di Bawah 5 Persen

i

Penyekatan dan swab test antigen di akes Jembatan Suramadu. Pemkot Surabaya

BACASAJA.ID- Pakar Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) Prof dr Pandu Riono, MPH, Ph.D berpendapat tujuan dari penyekatan di akses Suramadu untuk membatasi mobilitas penduduk serta meningkatkan testing, tracing dan treatment.

Lebih mudahnya, swab dilakukan untuk memutus mata rantai penularan dan penyebaran Covid-19. Apalagi, baru-baru ini ditemukan kasus mutasi varian baru dari hasil penyekatan.

Baca Juga: Covid-19 Menyerang Lagi, Wagub Jawa Timur Imbau Warga Tidak Panik

"Dengan adanya virus baru ini, lebih bermutasi dan lebih menular, maka baik dari Bangkalan maupun Kota Surabaya benar-benar harus menjaga penduduknya agar tidak berimbas lebih banyak," kata Prof Pandu, dikutip Jumat (18/6/2021)

Prof Pandu mengimbau, agar pemerintah terus mengoptimalkan edukasi protokol kesehatan kepada masyarakat. Tentu cara edukasi yang dilakukan kepada warga Surabaya dan Bangkalan metodenya berbeda. Makanya dalam hal ini perlu ada keterlibatan tokoh masyarakat, serta tokoh agama sekitar.

"Ada budaya-budaya yang harus dipahami. Karena edukasi tanpa keterlibatan masyarakat, maka edukasinya tidak nyampai. Ini kita khawatir dianggap malah menghambat, memburuk-burukkan suatu kota atau kabupaten. Karena itulah kita harus mengajak masyarakat untuk edukasi yang sama bukan hanya pemerintah saja," papar dia.

Baca Juga: Pandemi Membaik, Daerah PPKM Jawa-Bali Meningkat Signifikan, Surabaya Raya Level 2

Sedangkan mengenai diterapkannya kebijakan screening dan swab di kedua arah Jembatan Suramadu, Prof Pandu pun menyatakan sepakat. Dia menilai kebijakan ini sebagai upaya melindungi penduduk, baik yang akan menuju Surabaya maupun Bangkalan, Madura.

"Baik penduduk Surabaya atau Madura yang melakukan perjalananan ke Madura maupun sebaliknya itu harus melalui testing. Karena virus ini bisa kena kepada siapa saja," ujarnya.

Baca Juga: Covid-19 Naik Turun, BOR Rumah Sakit di Jawa Timur Masih Aman

Di samping itu, Prof Pandu  menyarankan agar kebijakan swab di kedua sisi akses Suramadu diberlakukan hingga angka positivity rate rendah. Misalnya, positivity rate telah mencapai di bawah 5 persen atau posisi 1 persen. Nah, setelah itu intensitas swab di penyekatan ini bisa dikurangi atau tidak dilakukan dalam tiap hari.

"Nah pengurangannya itu bisa tidak setiap hari. Jadi, mengurangi kegiatan testing. Jadi kalau tiap hari mau bolak-balik ke Madura itu setiap 3 hari sekali testing. Karena testingnya kan antigen, jadi kalau sudah negatif tidak perlu testing lagi baik yang dari Madura atau Surabaya," pungkas Prof Pandu. (byta)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU