BACASAJA.ID - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) akhirnya mengambil kebijakan untuk menunda pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), menyusul dengan belum melandainya kasus positif Covid-19, terutama di wilayah Bangkalan, Madura pasca lebaran Idul Fitri.
Kebijakan tersebut diputuskan setelah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berdiskusi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), baik dari SMK/SMA negeri maupun swasta, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu kemarin.
Baca Juga: PTM 100 Persen di Surabaya Tunggu PPKM Level 1
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi menuturkan, arahan gubernur, untuk daerah dengan lingkup kecamatan, masih berada di zona merah dan orange, maka pembelajaran tatap muka dilaksanakan jarak jauh.
"Jadi wilayah sekolah di zona merah dan orange, tidak dilaksanakan pembelajaran tatap muka," ujarnya, Kamis (24/6/2021).
Tetapi, yang zona kecamatannya sudah warna kuning dan hijau maka diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas atau dengan pengaturan protokol kesehatan yang ketat.
"Untuk zona kuning yang ikut pembelajaran tatap muka adalah 25% dari kapasitas kelas. Kemudian untuk yang zona hijau 50% dari kapasitas kelas," terangnya.
Baca Juga: Covid-19 Melandai, Wakil Walikota Armuji sebut Kota Surabaya Siapkan PTM 100 Persen
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka, hanya dilaksanakan selama dua jam perhari, dengan masing-masing mata pelajaran, selama 30 menit per mata pelajaran. Artinya, kata Wahid, tiap hari boleh ada 4 jam pelajaran.
"Dengan durasi masing-masing 30 menit, sehingga total 2 jam," tambahnya.
Kemudian para siswa per minggu untuk mengikuti pembelajaran tatap muka, itu diperbolehkan sebanyak dua kali. Dan pembelajaran tatap muka ini tetap harus atas rekomendasi Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kota yaitu Bupati Walikota.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Terapkan PTM 25 Persen dengan Prokes Ketat
"Siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka harus mendapatkan persetujuan dari orang tua siswa," tandasnya.
Wahid mengaku, seminggu kedepan akan melakukan koordinasi dengan semua sekolah di Jawa Timur termasuk juga mengakomodir bagaimana pendapat para orangtua siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini. (rga)
Editor : Redaksi