BACASAJA.ID - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendesak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk menyikat keberadaan mafia obat penanganan COVID-19.
Ahmad Sahroni mengungkapkan, di tengah keadaan pandemi COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan, masyarakat sekarang ini malah dihadapkan dengan melambung-nya harga alat-alat kesehatan, vitamin, hingga oksigen.
Baca Juga: Komisi III DPR: Hukum Mati Oknum TNI yang Tembak 3 Polisi hingga Tewas
Melambungnya harga obat-obatan penunjang penanganan COVID-19 semisal Ivermectin atau multivitamin, tetapi juga pada alat-alat seperti pengukur oksigen oxymeter hingga masker. Selain itu, kenaikan juga tidak hanya ditemukan di lapangan, namun juga di e-commerce.
Ahmad Sahroni menyebut praktik itu tidak bisa diteruskan terjadi di lapangan, apalagi ditengah kebutuhan yang mendesak dan kritis.
"Ini sudah parah. Saya amati beberapa barang, misalnya, oxymeter, harganya biasa di bawah Rp100 ribu, kini jadi masuk ke Rp200 ribu, bahkan ke Rp300 ribu," ucap-nya.
Baca Juga: Harvey Moeis yang Rugikan Rp300 Triliun Dihukum 6 Tahun, Anggota Komisi III: Tidak Masuk Akal
Lalu juga obat Ivermectin, yang biasanya Rp5.000-7.000 per tablet, kini sampai hampir Rp200 ribu lebih per strip, bahkan harga susu steril pun ikut naik hingga semua harga jadi tidak masuk akal.
Oleh karena itu, Sahroni meminta kepolisian untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait demi menertibkan para penimbun dan mafia yang membuat harga barang menjadi tidak terkendali. Hal itu juga meliputi koordinasi dengan jasa-jasa e-commerce yang ada.
"Kepolisian wajib berkoordinasi dengan e-commerce juga, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan lainnya agar mereka bertanggungjawab menjaga harga. Harus ada unit khusus di e-commerce yang mengawasi seller-seller nakal ini. Kalau sudah pasang harga tak wajar, tutup saja toko-nya," katanya menegaskan.
Baca Juga: Tembak Sopir Ekspedisi hingga Meninggal, Brigadir Anton Ternyata Pemakai Sabu
Sahroni juga menyebutkan bahwa dalam kondisi prihatin seperti saat ini tidak seharusnya pihak-pihak tertentu mengambil keuntungan dengan melakukan penggelembungan harga.
"Masa warga sudah banyak yang darurat membutuhkan, tapi harganya malah dinaikkan, nurani kita di mana? Untuk para penjual, silakan ambil untung, tapi saat sekarang buka lah perasaan sedikit untuk membantu orang banyak pada masa pandemik ini,' ujarnya. (rga)
Editor : Redaksi