BACASAJA.ID - Tewasnya terduga begal dengan cara ditembus peluru polisi di Kabupaten Sumenep, beberapa hari lalu, kini menyibak fakta baru.
Rupanya, terduga pelaku begal yang belakangan beridentitas Herman (24), warga Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, diketahui merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Baca Juga: Langgar Kode Etik, Empat Anggota Polres Sumenep Diberikan Sanksi Tegas
Pihak keluarga tak terima Herman ditembak oleh polisi berkali-kali meski sudah jatuh tersungkur. Selain itu, Herman disebut-sebut mengalami depresi.
Keluarga pun protes dan kecewa dengan tindakan polisi tersebut.
Paman Herman, Fauzan, menyebut tindakan polisi tersebut telah melanggar HAM.
“Tindakan polisi itu sangat kejam. Masak keponakan saya sudah tersungkur seperti itu, masih ditembaki berkali-kali. Itu sudah tidak sesuai hak asasi,” kata Fauzan,
Pihak keluarga, kata Fauzan, merasa keberatan dengan label begal sebab menurut dia Herman sedang mengalami gangguan jiwa.
Baca Juga: Kapolres Sumenep Meminta Maaf dan Turut Belasungkawa atas Meninggalnya Herman
“Dalam waktu dekat, kami akan ke Polres. Kami akan mengadukan masalah ini. Penembakan kejam itu harus diproses hukum.
Video penembakan Herman ini beredar di media sosial dan jejaring media berbagi pesan WhatsApp. Dalam video tersebut Herman tersungkur di jalanan dan tetap ditembak oleh polisi.
Peristiwa pembegalan
Sebelumnya, Tim Resmob Polres Sumenep, menembak mati pelaku begal yang beraksi di depan salah satu swalayan di Jalan Adirasa, Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, Minggu (13/03/2022).
Pelaku bernama Herman (22), warga Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, meluncurkan aksinya sekira pukul 16.30 WIB.
Baca Juga: Video Penembakan ODGJ yang Disebar Humas Polres Sumenep Disebut Ada Kejanggalan
Berdasarkan keterangan polisi, pelaku hendak mengambil sepeda motor milik seorang perempuan saat berada di swalayan tersebut.
"Pelaku menodong seorang perempuan dengan celurit hendak merampas motor milik korban," kata Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, dalam keterangan rilisnya, Minggu (13/03/2022) malam.
"Tim Resmob sempat memberikan peringatan, tapi tidak diindahkan, akhirnya pelaku dilumpuhkan," jelas mantan Kapolsek Sumenep Kota itu. (RG4)
Editor : Redaksi